Jakarta (Otolovers) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan selain mengikuti teknologi dan selera konsumen, pengembangan industri otomotif Indonesia juga harus memenuhi aspek keamanan, kenyamanan, hemat bahan bakar, dan ramah lingkungan.
“Jika sekarang kita masih mengembangkan LCGC, negara-negara lain mulai melirik kendaraan bertenaga listrik bahkan telah menciptakanyang berbahan bakar hidrogen karena jauh lebih hemat energi dan ramah lingkungan,” kata Airlangga Hartarto saat membuka Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017 di ICE BSD City, Tangerang, Banten, Kamis (10/8).
Untuk itu, Menperin menegaskan, pihaknya telah menyelesaikan penyusunan regulasi baru tentang industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang sebelumnya tertuang dalam Peraturan Menteri PerindustrianNomor 59 Tahun 2010 tentang Industri Kendaraan Bermotor.
“Kebijakan dan program pengembangan industri kendaraan bermotor kedepan harus diarahkan dan diakselerasi sesuai dengan trend pasar dunia, yaitu kendaraan bermotor dengan fuel ekonomi tinggi dan rendah karbon,” katanya, seperti dikutip dalam siaran pers Kemenperin.
Airlangga menyebutkan, kendaraan rendah emisi atau low carbon emission vehicle (LCEV) ditargetkan masuk pasar Indonesia mencapai 25 persen atau 400 ribu unit pada tahun 2025.
“Bentuknya bisa mobil listrik, hibrida atau lain sebagainya. Pemerintah tengah melakukan harmonisasi PPnBM, dan akan memberikan insentif lebih untuk mobil LCEV, dibanding kepada mobil konvensional,” ungkapnya.
Airlangga menyampaikan, industri otomotif merupakan salah satu sektor yang menjadi tolok ukur dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Saat ini produksi otomotif kita meningkat, yang membuktikan daya beli masyarakat masih bertenaga. Industri ini masih tumbuh dan ekonomi kita juga masih terjaga di level lima persen. Maka, artinya ekonomi Indonesia masih kuat," paparnya.
Optimisme terhadap industri otomotif, kata Airlangga, juga terlihat dari jumlah ekspor kendaraan yang terus mengalami kenaikan. "Pada tahun 2015 kita sudah surplus 466 juta dolar AS, dan akhir tahun 2016 meningkat menjadi 600 juta dolar AS. Jadi kita sudah menjadi net exporter dari sektor otomotif," imbuhnya.
Airlangga pun berharap GIIAS 2017 mampu membantu penjualan kendaraan tahun ini. "Kalau (GIIAS) tahun lalu berhasil jual 20 ribu unit kendaraan yang nilainya hampir Rp6 triliun, tentu tahun ini diharapkan bisa minimal sama mengingat jumlah merek yang ikut lebih banyak dari tahun lalu.”
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohanes Nangoi menyebut penjualan domestik meningkat 0,3 persen pada semester pertama 2017. "Penjualan domestik sampai dengan Juni telah mencapai 533.537 unit atau naik 0,3 persen dibanding periode yang sama tahun lalu,” ungkapnya.
GIIAS 2017 akan berlangsung 10-20 Agustus 2017, diikuti sebanyak 32 merek kendaraan penumpang dan kendaraan niaga serta 10 merek kendaraan roda dua.
Sedikitnya 40 mobil baru akan dirilis di pameran otomotif terbesar Indonesia itu.
Menperin Airlangga Hartarto (dua kanan) dan Ketua Gaikindo Johanes Nangoi (kanan) membuka pameran GIIAS 2017 di ICE BSD, Serpong, Tangerang, Banten, Kamis (10/8/2017).