Seoul (Otolovers) - Serikat pekerja Hyundai Motors di Korea Selatan untuk kali pertama dalam 12 tahun menggelar mogok nasional pada Senin memprotes terhentinya pembicaraan mengenai upah.
Aksi itu menempatkan laba dan penjualan perusahaan mobil Korea Selatan tersebut berisiko.
Mogok sehari penuh diputuskan setelah serangkaian penghentian parsial sejak Juli di pabrik-pabrik mobil di seluruh Korea Selatan, basis terbesar manufaktur yang memproduksi hampir 40 persen kendaraan yang dijual secara global tahun lalu, kata Reuters dalam laporannya.
Mogok, yang dipimpin oleh bos serikat pekerja Park You-ki, telah menyebabkan terhentinya produksi 114.000 unit kendaraan senilai 2,5 triliun won ($2,26 miliar) pada Senin, hilangnya output terkait pemogokan terbesar untuk produsen otomotif dalam hal nilai mobil.
Serikat pekerja berencana untuk menggelar aksi mogok parsial untuk sisa minggu ini dan penghentian bisa berlanjut ke minggu depan tergantung pada respons perusahaan, kata juru bicara serikat pekerja Jang Chang-yeal.
"Pemogokan tahun ini berlangsung lebih lama dari yang diharapkan. Pendapatan kuartal ketiga akan mengecewakan," kata analis auto Samsung Securities EIM Eun-young, juga mengutip permintaan domestik yang lemah.
Hyundai, produsen mobil terbesar kelima di dunia bersama dengan Kia Motors, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka jelas kecewa dengan terhentinya produksi dan terus berkoordinasi dengan serikat untuk menyelesaikan sengketa tersebut.
Saham Hyundai Motor berakhir turun 1,1 persen ke 140.500 won.
Menteri Perdagangan Joo Hyung-hwan mendesak serikat pekerja Hyundai Motor untuk menyelesaikan sengketa tersebut.
Dia mengatakan India menyalip Korea Selatan sebagai negara produsen mobil terbesar kelima dunia dari Januari sampai Juli tahun ini. Hubungan industrial yang kaku dan upah yang lebih tinggi akan memperburuk daya saing industri mobil dalam negeri.
Hyundai