Jakarta (Otolovers) - Mau pakai oli sintetis atau yang biasa (konvensional)? Itulah pertanyaan yang selalu muncul ketika otolovers hendak mengganti oli kendaraan bermotor, entah pertanyaan itu muncul dari mekanik bengkel atau dari diri Anda sendiri.
Mudahnya, kebanyakan orang akan menjawab dengan sederhana "pakai yang bagus aja", dan biasanya dengan merujuk ke brand tertentu yang Anda percaya dengan membiarkan mekanik bengkel membantu memilihkannya.
Cara gampang lainnya, lihatlah petunjuk pada buku manual, jika di situ merekomendasikan bahwa mobil Anda sebaiknya menggunakan oli sintetis, maka lakukanlah.
Bagi banyak konsumen, apakah akan mengeluarkan banyak uang untuk membeli oli sintetis ketika mengganti oli kendaraan adalah pertanyaan yang sulit untuk dijawab.
Produsen oli sintetis menjanjikan umur pakai dan performa yang lebih baik jika dibandingkan dengan oli konvensional, tapi itu butuh biaya tinggi--mungkin dua kali lebih mahal harganya. Lalu, apakah itu sepadan dengan uang ekstra yang otolovers keluarkan?
Biasanya, kendaraan performa tinggi akan lebih membutuhkan oli sintetis, seperti yang sudah bermesin turbocharged atau supercharged. Namun, jika kendaraan Anda bukan dari kategori yang benar-benar memerlukan oli sintetis, pilihannya menjadi rumit dan tidak ada jawaban yang jelas.
Oli sintetis umumnya berumur pakai lebih lama dibanding oli konvensional--biasanya 12.000 km hingga 16.000 km, kadang-kadang sampai 24.000 km--, dibanding 5000 km sampai 12.000 km untuk oli konvensional.
Tapi, meskipun punya umur lebih panjang, dan dengan frekuensi ganti oli yang mungkin setengah lebih sedikit dibanding oli konvensional, biaya yang harus otolovers keluarkan untuk setiap ganti oli lebih mahal--bisa dua kalinya.
Intinya, dengan oli sintetis, Anda tidak lebih sering ganti oli. Manfaat lainnya, oli sintetis bisa membuat mesin lebih bersih, aliran yang lebih baik pada suhu dingin, perlindungan yang lebih baik ketika suhu di luar panas, dan kinerja yang lebih baik untuk mesin turbocharged.
Selain sintetis dan konvensional, ada juga oli yang merupakan campuran keduanya. Seperti namanya, jenis ini adalah campuran dari sejumlah oli sintetis dan konvensional. Produsen oli ini mengambil jalan tengah--dengan harga lebih mahal dari oli konvensional tapi lebih murah dari oli sintetis.
Demikian juga usia pakainya, lebih panjang dari oli konvensional tapi lebih pendek dari oli sintetis. Namun, sekali lagi itu masih sulit dijabarkan karena produsen tidak memberikan alasan jelas mengenai klaim mereka.
Laboratorium pengujian independen cars.com pernah mengetes itu, dan hasilnya bahwa sintetis tidak selalu menghasilkan kinerja lebih baik dibanding oli konvensional.
Tapi, bagi mesin berusia tua dapat mengambil manfaat dari oli sintetis karena kemungkinan pengendapan yang lebih sedikit, mesin menjadi lebih bersih dan lancar.
Maka, jika kendaraan Anda oleh pabrikan tidak dianjurkan untuk menggunakan oli sintetis, sebaiknya Anda perlu melakukan analis biaya dan manfaat.
Mungkin tidak ada alasan menghabiskan lebih banyak uang untuk oli sintetis, kecuali untuk ketenangan hati dan pikiran.
Oli Fastron buatan Pertamina (pertaminalubricants.com)