Dalam video itu, Mini USA menceritakan pengalaman Ibtihaj Muhammad sebagai atlet anggar putri pertama di tim AS yang mengenakan pakaian Muslim, serta dukungan keluarga terhadapnya sebelum namanya tercatat sebagai daftar atlet tim AS.
Ibtihaj juga berbicara mengutarakan bagaimana keluarganya mendorong dia untuk aktif dan berpartisipasi dalam atletik. Sejak ia sebagai Muslim dan mengenakan kerudung, Ibtihaj mengaku orangtuanya selalu mengingatkannya untuk tetap mengenakan hijab untuk menjaga nilai-nilai dan keimanannya.
Meskipun itu kadang membuatnya merasa terasing. Meskipun mendapatkan sponsor dari perusahaan global seperti Visa, Muhammad tidak kebal terhadap Islamophobia atau diskriminasi anti-Muslim.
"Ketika rekan setim saya mengenakan lengan atau celana pendek, saya harus mengenakan baju lengan panjang dan celana selain jilbab," kata Ibtihaj Muhammad dalam video.
Atlet kelas dunia berusia 30 tahun itu juga mengatakan ia terus-menerus menghadapi hambatan.
"Saya hanya ingat dikucilkan dan diberitahu bahwa ada hal-hal yang saya tidak bisa lakukan karena saya (berkulit) hitam atau ada hal-hal yang saya tidak bisa lakukan karena saya Muslim," katanya.
Ibtihaj Muhammad juga mengaku pernah diminta melepaskan jilbabnya sebelum berfoto untuk pembuatan ID dalam pendaftaran atlet. Ia kemudian diberi credentialed pass dengan nama yang salah.
Muhammad juga mengatakan mewakili AS di Olimpiade sebagai seorang perempuan Muslim tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk komunitas Muslim yang lebih besar.
Semoga, Ibtihaj tidak hanya menjadi seorang "pahlawan" bagi sesama perempuan Muslim dunia tapi juga bagi tim Olimpiade AS, dengan prestasinya di cabang anggar.