Jakarta (Otolovers) - Toyota dan Daihatsu belum lama ini mengumumkan kolaborasinya, dimana Toyota akan menjadi pengendali penuh Daihatsu dengan membeli seluruh sisa saham produsen mobil murah itu senilai 3 miliar dolar.
Kenapa Toyota harus mengakuisisi Daihatsu? Demikian juga sebaliknya, mengapa Daihatsu harus rela dikuasai sepenuhnya oleh Toyota? Berikut alasan kedua brand itu:
1. Keberlangsungan bisnis Daihatsu
Sekarang Daihatsu sedang menghadapi dua tantangan besar; pertama harus mengapdopsi teknologi mobil yang semakin canggih dan kompleks seperti yang terkait lingkungan, keselamatan dan informasi. Dan, kedua, perusahaan ini perlu mengembangkan ekspansi bisnis di negara-negara berkembang jika tidak ingin tersisih dari kompetisi global.
Untuk mengatasi tantangan sekaligus masalah itu, Daihatsu harus menginvestasikan sejumlah besar sumber daya secepat mungkin, tetapi kemampuannya terbatas untuk melakukan itu sendiri (independen) seperti sebelumnya.
Karena itu lah, Daihatsu sepakat untuk diambil alih Toyota demi perkembangan masa depan merek Daihatsu serta untuk pertumbuhan perusahaan dan nilai perusahaan yang lebih tinggi. Selain dari segi sumber daya, Daihatsu akan lebih baik jika dikembangkan dengan pondasi teknologi dan bisnis yang sekarang dimiliki Toyota.
2. Persaingan dan tantangan global
Bagi Toyota Dan Daihatsu, pertumbuhan pasar-global kendaraan kompak merupakan pasar yang penting. Di negara-negara berkembang, pasar mobil entry-level akan semakin luas seiring pembangunan ekonomi, sementara di negara-negara maju, kendaraan cenderung dibuat lebih kecil karena masalah lingkungan dan lalu lintas.
Namun, karena produk, teknologi, dan strategi bisnis telah ditetapkan terpisah untuk merek Toyota dan merek Daihatsu, Toyota Grup mengakui bahwa ada masalah-masalah di area kendaraan compact dengan perhatian untuk line-up produk yang memuaskan berbagai kebutuhan konsumen, mempercepat pengembangan bisnis dan manajemen brand.
Agar Toyota Group bisa mengatasi tantangan ini dengan kecepatan lebih tinggi, dan tidak hanya untuk mempertahankan dan memperluas pangsa pasar, Toyota dan Daihatsu harus melampaui kerangka kerja yang ada dan memanfaatkan teknologi dalam memproduksi kendaraan berkualitas. Dalam hal ini Toyota dapat mengadopsi keahlian Daihatsu dalam membuat mobil compact yang efisien dan berharga terjangkau.
Dalam serangkaian diskusi, Toyota dan Daihatsu menganggap penting untuk segera menentukan batas merek Toyota dan merek Daihatsu serta saling memanfaatkan kekuatan masing-masing secara maksimal untuk memperluas formasi produk secara global bagi pelanggan yang beragam.
Toyota dan Daihatsu akan fokus pada strategi sekaligus lebih memperkuat hubungan mereka, dengan tujuan mewujudkan pertumbuhan global berkelanjutan untuk kendaraan ringan Toyota Group dan bisnis kendaraan kompak di mana Daihatsu akan memainkan peran utama.
3. Strategi segmen mobil compact
Menyediakan mobil compact untuk pasar global yang kompetitif berbasis teknologi akumulasi dengan kendaraan ringan, Toyota Group akan berupaya untuk memperluas pelanggan setia merek Lexus, merek Toyota dan Daihatsu dengan meningkatkan nilai masing-masing merek dan mengoptimalkan portofolio yang dimiliiki secara berkelanjutan.
Daihatsu bermaksud untuk merevolusi brand Daihatsu menjadi merek global dengan nilai unik yang mengacu pada kekuatannya dalam menyediakan produk dan layanan pelanggan lebih cepat dan dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan kompetitor.
Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan diversifikasi global, Toyota Group akan membedakan merek Toyota dan merek Daihatsu dan memperluas formasi produk secara optimal untuk pelanggan mereka.
Untuk tujuan ini, Daihatsu akan mengambil inisiatif dalam pengembangan produk di bawah baik merek Toyota maupun Daihatsu di bidang mobil compact. Toyota Group akan meningkatkan baik daya saing biaya produksi berdasarkan skala ekonomi maupun daya saing produk berdasarkan diversifikasinya.
4. Strategi teknologi
Menggabungkan teknologi mutakhir Toyota dan teknologi berbiaya murah kedepan, Toyota dan Daihatsu akan berbagi strategi teknologi mereka dari tahap konsepsi awal dan membuat struktur bisnis mobil berteknologi mutakhir namun dengan biaya lebih efisien.
Toyota akan mengembangkan teknologi seperti teknologi powertrain listrik dan teknologi informasi, meliputi pengembangan mobil-mobil berteknologi tinggi berkaitan dengan lingkungan, keselamatan, keamanan dan kenyamanan.
Sementara Daihatsu akan lebih mengeksplorasi keunggulan-keunggulannya seperti kemampuan mengemas ruang-efisien, teknologi berbiaya-murah dan teknologi hemat bahan bakar (seperti pengurangan bobot mobil dan teknologi-teknologi konvensional).
Daihatsu akan berusaha untuk menyediakan produk yang lebih menarik dibandingkan pesaingnya, dengan konsep produksi berbiaya murah meskipun mengadopsi teknologi Toyota dalam mobil-mobil compact yang ditawarkan Daihatsu.
Selanjutnya, Daihatsu akan berbagi pengetahuan dan teknologi mengenai manufaktur mobil yang unik bagi Toyota Group untuk peningkatan daya saing biaya bagi model-model kelas atas Toyota.
5. Strategi bisnis
Di pasar negara berkembang di mana pasar mobil entry-level diharapkan akan tumbuh pesat karena meningkatnya jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi, Daihatsu akan memainkan peran utama dalam kegiatan manufaktur, termasuk pengembangan, pengadaan dan produksi, seperti yang selama ini sudah dilakukan bersama Toyota.
Hal ini akan memungkinkan Toyota untuk melengkapi produk dengan daya saing dan sumber daya efektif, serta memungkinkan Daihatsu masuk dan beroperasi di daerah baru yang selama ini sulit untuk dilakukan karena risikonya.
Di daerah di mana kedua perusahaan beroperasi, mereka akan berusaha untuk memuaskan kebutuhan pelanggan lebih dari sebelumnya melalui brand Toyota dan Daihatsu. Keduanya berkolaborasi satu sama lain sehingga Daihatsu terutama akan melakukan kegiatan manufaktur mobil, termasuk produksi dan pengadaan, di masa depan.
Di Jepang, Toyota dan Daihatsu akan bekerja untuk mewujudkan royalti merek yang tinggi dan meningkatkan profitabilitas dengan memaksimalkan kekhasan masing-masing.
Toyota dan Daihatsu akan membuat proses produksi bersama untuk model-model tertentu, tetapi juga akan mengembangkan mereknya sendiri-sendiri untuk menawarkan produk yang menarik bagi pasar global dengan kekhasan masing-masing.
Dengan demikian, Toyota dan Daihatsu berdiskusi dan menyimpulkan bahwa tepat untuk membuat Daihatsu sepenuhnya anak perusahaan yang dimiliki Toyota.
President Toyota Akio Toyoda dan Presiden Daihatsu Masanori Mitsui dalam pernyataan bersama di depan media di Tokyo pada 29 Januari 2016.